Senin, 19 Maret 2012

TINITUS

PENDAHULUAN

          Tinitus disebut juga telinga berdenging, sering terdengar pada satu telinga sesekali dua telinga. Tinutus merupakan gejala klinis dari suatu penyakit baik ditelinga maupun ditempat lain. Kebanyakan orang menganggap tinitus sebagai tanda penyakit telinga yang cukup serius yang dapat menimbulkan ketulian sehingga perlu segera dilakukan pemeriksaan sedini mungkin. Tinitus biasanya merupakan kelainan sensasi suara pada seseorang yang dinyatakan sebagai suara bising seperti mendengung, mendesis, menderu, berdering. Tinitus biasanya dihubungkan dengan ketulian sensori neural dan dapat juga terjadi karena gangguan konduksi.(1,2,3,4,5,6)
          Di Amerika Serikat 35 juta orang mengeluhkan tentang Tinitus.  Prevalensi terjadinya Tinitus terutama pada usia 40-70 tahun tanpa adanaya perbedaan kejadian pada laki-laki dan wanita. Tinitus kadang-kadang bisa dialami oleh anak-anak.
          Tinitus seringkali dikeluhkan terutama pada orang tua yang menderita prebiskusis. Pada beberapa orang tinitus dapat terjadi salama panik atau cemas dan dapat merupakan problema yang sangat mengganggu tidur dan pekerjaan. Episode periodik serangan tinitus lebih mengganggu dari pada tinitus menetap, mungkin otak tidak terbiasa atau tidak dapat mensupresi bising tersebut.(1,3,4,5)
Untuk bisa mengobati penderita dengan keluhan tinitus maka perlu bisa mendiagnosis penyakit penyebab tinitus.(2,3,4,,5,6,7)
DEFINISI     
       Tinitus adalah sensasi bising didalam telinga atau kepala dapat objektif atau subjektif.(2,3,7)
Tinitus merupakan suatu persepsi adanya bising tanpa adanya rangsang bunyi (8 )

ANATOMI TELINGA



1.    Telinga bagian luar

a.    Daun telinga terdiri dari tulang rawan elastin dan kulit
b.    Liang telinga berbentuk huruf S denagn rangka tulang rawan  1/3 bagian luar, sedangkan 2/3 bagian dalam terdiri dari tulang, panjangnya kira-kira 2,5-3 cm. Pada kulit liang telinga terdapat kelenjar serumen dan rambut.
c.    Membran timpani (Gendang telinga)
Adalah selaput tipis yang atletis, cekung, warna putih keabuan.
Secara histologis terdiri dari 3 lapisan :
o Pars dense (terang)
o Pars flacida (gelap) à menempel pada tulang pendengaran : os malleus
o Pars umbo (titik tercekung)



2.    Telinga bagian tengah
a.    Membran timpani : bagian luar diliputi oleh epitel dari liang telinga dan bagian luar diliputi oleh mukosa cavum timpani.
b.    Cavum tympani: terdapat tulang perdengaran maleolus, inkus dan stapes.



Gambar 3 : Tulang-tulang pendengaran
c.    Tuba eustasius yang menghubungkan kavum tympani dengan nasofaring.
d.    Processus  mastoideus dengan selulae mastoidea yang berhubungan dengan cavum tympani.
3.    Telinga bagian dalam
a.    Cochlear (rumah siput) yang berupa dua setengah lingkaran
Kokhlea merupakan organ perdengaran seperti rumah siput dengan 2 dan satu setengah putaran.
b.    Vestibular yang terdiri dari 3 kanalis semisirkularis
Vestibular yang terdiri dari sacalus, utriculus, canalis semisircula
Pada irisan melintang koklea tampak :
  1. Skala vestibuli sebelah atas
  2. Skala tympani sebelah bawah
  3. Skala media (duktus koklearis) diantaranya
Skala vestibuli dan skala tympani berisi perilimf, sedangkan skala media berisi endolimf.

          Dasar skala vestibuli disebut sebagai membran vestibuli (Reissner’s Membrane) sedangkan dasar skala media adalah membran basalis. Pada membran ini terletak organ corti. Yang mengandung organel –organel penting untuk mekanisme saraf perifer pendengaran.
          Pada skala media terdapat bagian yang berbentuk lidah yang disebut membrana tektoria. Pada membran basal melekat sel rambut yang terdiri dari sel rambut luar, sel rambut dalam dan kanalis corti yang membentuk organ corti.

PERDARAHAN PADA TELINGA BAGIAN DALAM
          Arteri labirintis (arteri auditiva interna) dahulu dianggap sebagai end arteri akan tetapi anggapan sekarang mungkin ada anastomose dengan urat-urat darah yang ada dalam kavum tympani. Arteri ini berasal dari arteri serebelli inferior anterior atau langsung dari arteri basilaris masuk meatus akkustikus internus dan bercabang sebagai :
  • Ramus vestibularis untuk bagian atas vestibulum dan kanalis semisircularis.
  • Ramus vestibulo koklearis untuk bagian bawah dari vestibulum dan kanalis semisircularis dan kokhlea bagian basal.
  • Ramus kokhlearis propria untuk bagian kokhlea lainnya.

PERSARAFAN PADA TELINGA
          Nervus akustikus bersama dengan N. fasialis kedalam porus dari meatus akustikus internus dan bercabang dua sebagai N. Vestibularis dan N. cochlearis. Pada dasar Nervus akustikus internus letak ganglion vestibularis dan pada medianus (coclea) letak ganglion spiral kokhlea. Dan ganglion vestibulare ada cabang Nervus utricoampularis ke macula utrikuli dan Krista ampularis dari kanalis semisirkularis superior dan lateral. Nervus sakkularis ke makula sakkuli dan Nervus ampularis inferior ke kanalis semisircularis bagian posterior. Dari ganglion spiralis koklea urat saraf pergi ke lamina spiralis ossea dan membran basilaris sampai ke sel-sel persepsi pada alat korti.

FISIOLOGI PENDENGARAN

          Getaran suara di tangkap oleh daun telinga yang dialirkan keliang telinga dan mengenai membrana timpani, sehingga membrana timpani bergetar. Getaran ini diteruskan ketulang-tulang pendengaran yang berhubungan satu sama lain, ditranmisikan pertama kali oleh maleus, kemudian ke incus dan stapes. Setelah suara mencapai stapes, gelombang suara diubah dari gelombang tekanan udara menjadi kekuatan mekanis.
 Selanjutnya stapes menggerakkan tingkap lonjong (foramen ovale) yang juga menggerakkan perilimf dalam skala timpani, sehingga tangkap bundar (foramen rotundum) terdorong kearah luar.
          Skala media yang menjadi cembung mendesak endolimf dan mendorong membran tarsal, sehingga menjadi cembung kebawah dan menggerakkan perilimf pada skala timpani. Pada waktu istirahat ujung sel rambut berkelok-kelok dan dengan berubahnya membran basal ujung sel rambut itu menjadi lurus. Rangsangan fisik tadi dirubah oleh adanya perbedaan ion kalium dan natrium menjadi aliran listrik yang diteruskan kecabang-cabang nervus VIII, yang kemudian meneruskan rangsangan itu ke pusat sensorik pendengan diotak (area 39-40) melalui syaraf pusat yang ada di lobus temporalis.
               Telinga sehat memproses frekuensi suara dengan kisaran 20 Hz sampai 20.000 Hz. Secara fisiologi telinga dapat mendengar nada antara 20 Hz sampai 18.000 Hz. Untuk pendengaran sehari-hari yang paling efektif adalah antara 500-2000 Hz.

Fisiologi Pendengaran

PEMBAGIAN TINITUS
          Pembagian tinitus bermacam-macam, tetapi pada umumnya tinitus terbagi atas
1.     Tinitus subjektif
Suara atau bising hanya dapat didengar oleh penderita, jenis ini paling sering terjadi. Tinitus ini bernada tinggi dan biasanya dihubungkan dengan tuli sensorineural. Tinitus ini bisa disebabkan oleh keadaan yang tidak normalo pada kohlea , nervus kohlearis.
2.    Tinitus objektif
Suara atau bising selain dapat didengar oleh penderita, dapat juga didengar oleh orang lain. Tinitus ini bernada rendah dan bersamaan dengan tuli konduktif.

ETIOLOGI
  1. Tinitus subjektif
Penyebab pasti terjadinya tinitus subjektif tidak diketahui, tetapi diduga ada beberapa faktor penyebab tinitus subjektif antara lain :
a.     Obstruksi pada bagian yang meneruskan getaran, karena :
·      Kelainan telinga luar
Akibat penutupan total liang telinga oleh serumen, sekret, benda asing dan tumor.
·      Kelaianan telinga tengah
Pada penyumbatan tuba eutachius, cairan di cavum tympani pada tuba catarrh eksudatif, otitis media perforata otosklerosis.
·      Kelainan telinga dalam
Akibat kerusakan reseptor sensoris organ korti di koklea karena:
o   Trauma akustik
o   Keracunan obat-obatan terutama golongan obat anti implamasi, anti biotik dan anti depresi.

           TABEL OBAT-OBAT YANG BISA MENYEBABKAN TINITUS

GOLONGAN
NAMA OBAT
ASPIRIN
Percodan
Darvon
Bufferin
Ecotrin
AMINOGLIKOSIDA
Gentamisyn
Kanamysin
Neomisyn
Streptomysin
Tobramysin
Amicacin
NSAID
Fenoprofen
Ibuprofen
Indomethasin
Ketoprofen
Nafroksen
Fhenil Butazon
Sulindak
Tholmethin
ANTIDEPRESAN
Amytriptilyn
Amoksapyn
Desypramyne
Doxsepyn
Imypramyn
Maprotylyn
Nortriptilyn
Prtryptylin
Tranzone
Trymipamyn


o   Arterosklerosis
o   Anemia
o   Gangguan metabolisme, misalnaya : hipotiroid, hipertiroid, hiperlipidemia, defisiensi seng (ZN) dan vitamin.
b.    Kelainan saraf akustik dan serebral akibat tumor otak dan atropi otak
c.     Reflektoris
Kelainan di luar telinga dapat menyebabkan subjektif :
    • Kontraksi muskulus masetter, palatum mole
    • Pergerakan sendi temporo mandibular waktu menelan
    • Proses patologi gigi geligi
d.    faktor Psikologis
·        Stress
·        Depresi
  1. Tinitus objektif
Tinitus objektif sering disebabkan oleh
a.     Gangguan vaskuler di telinga tengah dan hidroendolimfatik di telinga dalam karena :
·        Aneurisma pada cabang arteri carotis
·        Tumor globus jugulare, tumor carotis
·        Hipertensi berat
·        Stess akibat gangguan keseimbangan hormonal, seperti menjelang mentruasi.
b.    Gangguan mekanis
Tuba eustachius yang tetap terbuka akibat sikatrik karena tiba-tiba menjadi tipis sehingga jaringan lemak disekitar tuba berkurang atau sesudah operasi dimulut.
c.     Kejang klonus muskulus tensor timpani dan muskulus stepedius serta otot-otot palatum.




PATOFISIOLOGI
       Pada tinitus terjadi aktivitas elektrik pada area auditoris yang menimbulkan suara adanya bunyi, namun impuls yang ada bukan berasal dari bunyi eksternal yang di tranformasikan, melainkan berasal dari sumber impuls abnormal di dalam tubuh pasien sendiri.
          Impuls abnormal itu dapat ditimbulkan oleh berbagai kelainan telinga. Tinitus dapat terjadi dalam berbagai intensitas. Tinitus dengan nada rendah, seperti gunuruh atau nada tinggi, seperti berdenggung. Tinitus dapat terus-menerus atau hilang timbul terdengar.

GEJALA KLINIS
       Menurut Weiss, lamanya tinitus kurang dari satu menit tidak patologis dan biasanya hilang sendiri. Tinitus patologis bila lama serangan minimal lima menit.
          Tinitus subjektif dengan nada tinggi keluhan bising digambarkan sebagai bising berdengung, mendeging, berdering, menderu yang dapat berlangsung lama. Dapat hilang timbul. Tinitus ini dapat lebih terdengar pada ruangan sunyi dan biasanya paling menggangu pada malam hari saat menjelang tidur. Selama siang hari efek kebisingan lingkungan dan aktifitas kerja sehari-hari dapat menyebabkan penderita tidak menyadari suara tersebut.
          Tinitus objektif dengan nada rendah dikeluhkan sebagai keluhan bising menderis, bergeremuh yang sinkron dengan denyut nadi. Penderita dapat juga mendengar suara pernafasanya sendiri didalam telinga. Tinitus objektif yang berpulasi tanpa gangguan pendengaran merupakan gejala dini yang penting pada tumor jugulare.

PEMERIKSAAN
       Pada pemeriksaan hidung telinga tenggorok (THT) dapat ditemukan gangguan pendengaran yang menyertai tinitus berupa tuli sensori neural, tuli konduktif yang dapat diketahui secara kualitatif dengan menggunakan garpu tala dan kwantitatif dengan mempergunakan audiometric. Juga dapat dijumpai gambaran klinis penyakit THT penyebab tinitus
          Diperlukan banyak pemeriksaan penunjang untuk mengetahui berbagai penyebab tinitus seperti:
1.     Pemeriksaan radiology
a.    CT-Scan untuk mengetahui kelainan intrakranial,retrokklear
b.    Pada tinitus objektif dapat dilakukan angiografi untukmengetahui letak aneurisma, tumor. Venogram jugulare pada tumor globus jugulare.

2.    pemeriksaan laboratorium
darah lengkap, gula darah, lemak darah, fungsi hati dan ginjal dan hormon tiroid.




DIAGNOSIS
          Tinitus merupakan gejala klinis, untuk menegakkan diagnosa penyebab tinitus didasarkan pada :
1.     Anamnesa
Mempunyai peranan penting meliputi bagaimana sifatnya dan lamanya . apakah menggangu dan bertambah berat pada malam hari, gejala lain seperti vertigo, gangguan pendengaran. Perlu juga ditanyakan apakah ada riwayat cidera kepala, trauma akustik. Minum obat-obat toksik dalam jangka waktu panjang, serta faktor psikis.
2.    Pemeriksaan THT
3.    Pemeriksaan penunjang: radiologi dan laboratorium
Apabila pada pemeriksaan THT tidak dijumpai kelainan, perlu konsultasi dengan ahli penyakit dalam, ahli saraf dan ahli jiwa.

PENATALAKSANAAN
          Pengobatan tinitus merupakan masalah kompleks. Penderita gangguan ini diberi penjelasan yang baik sehingga rasa takut tidak memperberat tinitus tersebut dan dianjurkan agar dapat beradaptasi dengan gangguan tersebut..
          Pengobatan tinitus yang ideal adalah dengan menghilangkan penyebabnya bila diketahui penyebabnya. Setiap pasien yang mendapat obat-obatan toksik harus menghentikan obat-obatan tersebut bilamana mungkin. Pasien ditempat kerja yang bising harus menggunakan peralatan pelindung dan harus membatasi paparan terhadap suara bising.
          Sering penyebab tinitus sukar diketahui dan diobati. Pada umumnya pengobatan ditujukan terhadap gejala tinitusnya     .
  • Tinitus ringan
Dapat diberikan medicamentosa dengan tujuan:
o   Sedativ, antidepresan, tranqulizer : menenangkan saraf
o   Betahistin : memperbesar aliaran darah koklear dan saraf  perifer.
o   Vitamin dan mineral : memperbaiki integritas vaskuler beradaptasi dengan gangguan tersebut dengan cara menyamarkan bising dengan bising kipas angin, suara radio, dan kaset. Sehingga perhatian terhadap tinitus hilang dan penderita dapat beristirahat dengan baik.
  • Tinitus berat
Jika menggangu pekerjaan dan istirahat penderita, tindakan sederhana tidak mengurangi keluhan, maka dianjurkan pengobatan dengan :
o   Alat pembantu mendengar
Prinsipnya memberikan ‘’ White noise” pada nada tertentu sesuai dengan frequensi tinitus. Intesitasnya tidak dapat diatur oleh penderita.
o   Tinitus masker
Prinsip alat ini menutupi dengan suara yang sesuai dengan frequesi tinitus secara intermitten denagn waktu 30 detik
o   Walkman mini stereo system
o   Psikoterapi
o   Pembedahan
Misalnya stapedektomi pada penderita otosklerosi, memutuskan hubungan A-V dengan cara ligasi V. Jugularis pada penderita tinitus objektif. Translabyrinth eight nerve section pada daerah superior dan inferior saraf vestibular pada tinitus dengan vertigo. Operasi trauma akustik yaitu mengeluarkan seluruh tulang labirin dan saraf VIII

PERAWATAN  UNTUK TINITUS
          Tidak ada perawatan yang tunggal untuk tinutis pencegahan yang efektif adalah pencegahan penyebab dari tinitus, akan tetapi penyebab dari tinitus selalu sulit dikenali dan dikoreksi. Ada berbagai pilihan untuk perawatan meliputi:
Penggunaan alat bantu dengar yang menghasilkan suatu kumpulan bunyi yang berisik yang lebih menyenangkan dari tinitus.








Tidak ada komentar:

Posting Komentar